Kamis, 25 September 2014

Zona Nyaman (Comfort Zone)



“Menghindar dari  Zona Nyaman”

            Berada dalam zona nyaman rasanya akan sangat dinikmati oleh setiap orang. Menghilang dari kesibukan yang padat, melupakan aktifitas yang membuat isi dalam kepala berputar-putar dan menancapkan rasa keasikan dan kesenangan yang  hanya bersifat fana. Yah, lingkup zona kenyamanan akan membuat segelintir dari setiap orang melupakan apa yang harus dikerjakan dan melupakan waktu yang terbuang sia-sia. Pernahkah anda merasa berada dalam lingkup zona nyaman ini ? Pernahkah anda sudah merasa puas dengan segala apa yang anda telah miliki ? ataukah anda berada dalam kondisi fase dengan ketidaknyaman sekarang ? Tentu anda sendiri lah yang akan mengetahui jawaban dari pertanyaan itu.
            Sebenarnya berada dalam fase zona nyaman tidaklah salah. Karena perjalanan hidup setiap orang berbeda-beda. Garis tangan pun berbeda yang telah ditentukan oleh takdir Yang Maha Kuasa. Zona nyaman atau dikenal dengan sebutan Comfort Zone adalah suatu kondisi dimana seseorang akan merasa semuanya menjadi lengkap dan tidak ada lagi tambahan yang harus di ubah sehingga menjadikan seseorang nyaman dalam kondisinya. Namun, yang menjadi persoalan ketika zona nyaman ini dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Membuat kita tidak sadar akan kelebihan kita miliki, membuat kita tidak sadar akan pentingnya berjiwa sosial dan membuat kita sadar akan berkerja keras dan berusaha.
            Setiap orang akan mempunyai potensi kelebihan yang dimilikinya. Setiap orang ingin menjadi terbaik dari yang baik. Sebelum kita lahir saja, kita sudah menjadi terbaik. Berawal dari sperma terbaik yang mampu bersaing dan mengalahkan jutaan sperma lainnya. Ini berarti bahwa kita merupakan orang-orang pilihan dengan potensi yang luar biasa kita punya dan harusnya kita sadar akan semuanya sehingga kita tidak akan menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja.
            Jangan sampai kita hanya menjadi kutu, yang begitu masuk ke zona nyaman maka ia hanya menjadi beban bagi yang lain, bahkan menjadi beban bagi dirinya sendiri. Bagaimana jika setelah dilepas ke alam bebas, apakah ia bisa mencari makan sendiri ? Tentu saja tidak, karena ia akan melupakan caranya dan ia kehilangan semua kemampuan besarnya. Ia keluar hanya menjadi kutu yang kehilangan jati dirinya. Bukankah kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri ? Apakah pemimpin itu hanya berleha-leha ? Tentu saja tidak. Jikalau sukses itu harus didapat melalui kerja keras dan berusaha. Tetaplah bersyukur akan anugrah Tuhan yang telah diberikan-Nya, Janganlah berhenti mengembangkan potensi dimiliki dan tidak mudah putus asa serta akan takut dengan kegagalan. Semua hanyalah butuh proses tinggal bagaimana kita menjalani dan menyikapinya.

“Tidak ada istirahat di dunia ini, istirahat hanya ketika kaki kita menginjakkan surga.”



1 komentar: