AKANKAH
REVOLUSI MENTAL EFEKTIF BAGI RAKYAT ?
Setelah
Presiden-Wakil Presiden yang terpilih Jokowi-JK mengumumkan sekilas tentang
postur kabinetnya. Ada 34 Jumlah menteri yang akan membangun pemerintahan
kedepannya. Dari 34 Menteri terebut, 16 kursi akan diperuntukkan bagi kalangan
professional selebihnya akan diduduki kalangan yang berlatar belakang partai
politik. Pemerintahan Jokowi-JK menjanjikan perubahan dan pembaharuan dari
segala aspek mulai dari hulu hingga hilir demi kesejahteraan rakyatnya. Bahkan
pemerintahan Jokowi-JK akan menerapkan Revolusi
Mental di Negara Indonesia.
Revolusi
Mental sempat menimbulkan pro dan kontra. Bagi yang kontra,
Revolusi Mental ala Jokowi ini dari
adopsi dari pemikiran Karl Marx yang melahirkan paham komunisme. Sementara bagi
yang pro mengatakan, Revolusi Mental sama
dengan apa yang pernah dilakukan Mahatma Gandhi dalam rangka Memanusiakan
manusia dan mengedepankan harkat dan martabat manusia. Sederhana saja, Revolusi Mental dapat diartikan sebagai
perubahan yang berlangsung dengan cepat, drastis dan bersifat progress yang
pada akhirnya melahirkan perubahan sosial dan kultur. Revolusi Mental identik dengan pola pemikiran, pembangunan karakter
dan pengembangan kualitas SDM. Revolusi
Mental yang konon akan dilakukan oleh Jokowi adalah revolusi bersifat
abstrak dan akan menyentuh pada rasa emosional dan jiwa.
Era Reformasi yang
awalnya diyakini mampu membuat perubahan tidaklah terbukti sama sekali.
Terakhir kemarin, Hak kebebasan berdemokrasi “yang haram hukumnya” di order
baru kembali terdzolimi oleh keputusan-keputusan dari Anggota DPR periode
2009-2014 yang membuat Pemilihan Kepada Daerah (PILKADA) akan dipilih secara
langsung melalui DPRD. Hal yang sangat lucu bagi Negeri ini hak kebebasan
rakyat dirampas oleh wakil rakyatya sendiri. Mengelitikkan bukan, ketika anggota
dewan periode terakhir ini dipilih oleh rakyat secara langsung, lantas di akhir
periode mereka malah ingin Pilkada melalui DPR. Apakah kalian lupa wahai “wakil
rakyat” sebelum anda duduk di parlemen ? Apakah anda melupakan jasa-jasa rakyat
yang telah memilih anda ? Politisi-politisi dari kaderiasi Partai Politik hanya
sekumpulan tikus yang rakus akan kekuasaan dan kehartaan. Dimana Sisi
Kedaulatan Rakyat yang adil dan makmur ? Tak Pantaslah sekarang wakil rakyat
sebagai Pejuang Demokrasi.
Sebagai warga Negara
kita harus perihatin akan pemerintah saat ini yang tidak berdaulat sama sekali.
Mari kita berharap-harap cemas, apa yang akan dilakukan pemerintahan Jokowi-JK
dengan Revolusi Mental, darimana dan
bagaimana memulainya, bagaimana program dan prosesnya. Mampukah Revolusi Mental ini mengubah perilaku
seorang birokrat dari koruptor menjadi pelayanan masyarakat, Mampukah Revolusi Mental ini mengubah aparat
penegak hokum dari pemeras menjadi pengayom masyarakat dan Mampukah Revolusi Mental mengubah perilaku
politisi-politisi yang pandai bersilat lidah dari penggerogot anggaran menjadi
penyelamat anggaran. ???????
“Seorang hakim pernah mengatakan : Berikan saya seorang polisi yang baik,
berikan saya seorang jaksa yang baik dan berikan saya pengacara yang baik, maka
saya akan menghasilkan keputusan baik”.